Senin, 22 Januari 2018

GET READY WTF 2018 WILL COME SOON




We The Fest akan hadir kembali di tahun 2018. We The Fest atau yang biasa di sebut WTF merupakan festival musim panas tahunan yang acara perdananya diadakan pada tanggal 24 Agustus 2014 di Parkir Timur Senayan. WTF menyajikan banyak acara dalam festivalnya, seperti musik, seni, fashion, dan food. Festival ini dicanangkan oleh event organizer berinisial IL, yang dimana terkenal sukses menyelenggarakan konser-konser penyanyi internasional dan festival musik. CEO atau founder EO tersebut mempunyai visi untuk mengadakan musik festival bertema summer. Seperti layaknya Coachella di Amerika, Lolapaloza, atau Glastonbury yang ada di Inggris. Kata We (kita) The Fest (festival) dipilih bertujuan untuk melibatkan orang seperti merasa menjadi bagian dari festivalnya. (L-Magz Indonesia:2016)


Ada apa sih di We The Fest?
LMagz WTF 2016
Dengan menghadirkan sederetan penyanyi Indonesia dan Internasional, DJ, dan acara yang seru seperti; demo masak, games dari promotor, tentunya We The Fest sukses menarik para anak muda usia 20-an untuk datang. Genre musik yang ditawarkan We The Fest juga berbagai macam, seperti pop, rock, indie, hip hop dan electronic dance music. Pada awal tahun debutnya, We The Fest sukses mendatangkan penyanyi Internasional Ellie Goulding di acaranya. Penyanyi yang pada tahun 2014 sedang naik-naiknya itu, sukses memikat para peminat musiknya untuk datang ke acara We The Fest. Bukan hanya penyanyi Internasional, We The Fest juga menghadirkan band indie yang juga musiknya banyak diminati, salah satunya ialah Maliq & D’Essentials.
Festival musim panas ini selalu melakukan pembaruan dan inovasi setiap tahunnya, yang pada awal acara perdananya We The Fest menyediakan 2 stage yang berbeda lokasi dengan pengelompokan musik. Namun pada tahun 2015 We The Fest mempunyai pembaruan yaitu menambah 1 stage yang awalnya hanya Clown Cella Stage dan Banana Palooza Stage, ditambah ART-Plugged  Stage (Gadis:2015). We The Fest berupaya menyediakan paket komplit dari segi musik, seni, fashion dan food. Tidak heran banyak anak muda yang menyempatkan waktunya untuk mengikuti serangkaian dari festival ini. Yang dapat kita amati, festival ini pasti terus mencari peminat agar tetap sukses di tahun-tahun mendatang. Terbukti sampai saat ini We The Fest sudah menyelenggarakan 4 tahun acaranya dari 2014 sampai yang terakhir kemarin 2017. Pada tahun 2017 kemarin, We The Fest juga melakukan pembaruan, yaitu dengan menyelenggarakan acaranya selama 2 hari. Dalam pemasarannya, We The Fest memanfaatkan media sosial untuk menarik peminatnya seperti; Instagram dan Twitter.


Alur penyelenggaraan We The Fest
Dalam penyelenggaraannya, We The Fest mempunyai team yang solid. Dari CEO sampai team creativenya sangat memperhatikan setiap detailnya. Sama seperti halnya dalam strategi marketingnya, team festival We The Fest rutin melakukan komunikasi dengan para pecinta musik festival baik di media sosial maupun promo di radio. Seperti yang disampaikan oleh Kevin Wiyarnanda salah satu team dari EO IL pada saat diwawancara oleh L-Magz, “Jadi event WTF ini sangat wide banget opportunity-nya. Bisa brainstorm lebih baik lagi karena menyangkut music, art, and food. Jadi kreatifitasnya bisa dikeluarkan banyak di event ini.”. Jadi intinya adalah pihak IL melihat banyak peluang yang ada pada festival ini, dari segi acara, pengisi acara, event dan games yang disajikan serta pilihan makanan yang ada. Alur dari penyelenggaraan ini ialah dengan menunjukkan bahwa seseorang yang datang ke festival ini bukan hanya penikmat, namun menjadi bagian dari festivalnya. Seperti nama yang dipakai, We (kita) The Fest (festival).

Feedback yang di dapat

Presiden Jokowi menonton konser We The Fest (WTF)
Untuk festival musim panas yang sudah berjalan 4 tahun  ini tentunya dapat dirasakan bagaimana feedback dari masyarakat yang datang. We The Fest selalu menjaga komunikasi dan menampung masukan dari para festival people di social media. Mereka berinteraksi melalui Twitter dan Instagram, seperti menanyakan “Siapa sih artis yang kalian tunggu di tahun 2018?”. Sesimple pertanyaan itu, tapi We The Fest selalu berupaya untuk mengabulkan permintaan orang banyak. Dari situ We The Fest bisa menjadikan bahan evaluasi dan target kedepannya. Hal itu dilakukan demi melihat rasa excited untuk acara We The Fest itu sendiri. Sehingga orang-orang yang datang ke We  The Fest merasa puas dengan sajian yang sudah mereka expect. Penyelenggaraan We The Fest tiap tahunnya selalu melibatkan feedback-feedback dan demand dari peminat. Maka dari itu dibutuhkan evaluasi terus menerus secara continue agar para penggemar festival ini tidak jenuh. Apalagi saat acara We The Fest di tahun 2017, Presiden Joko Widodo turut hadir dan ikut serta untuk menikmati acara We The Fest. Presiden Jokowi mengaku ingin melihat tren musik yang berkembang saat ini. Hal ini juga menjadi daya tarik sendiri bagi penonton kala itu, Bapak Presiden hadir dan disambut langsung oleh Grup Band Kodaline dan antusiasme penikmat yang datang kala itu (Liputan6:2017). Ini dapat jadi peluang besar yang di dapat oleh We The Fest dan menjadi sebuah kebanggaan. 



Contoh Reaquest for Proposal (RFP)
Source:
http://news.liputan6.com/read/3055414/aksi-jokowi-menikmati-festival-musik-wtf
https://lmagzindonesia.wordpress.com/2016/06/23/interview-with-kevin-wiyarnanda-ismaya-live/
https://www.gadis.co.id/musik/we-the-fest-2015-